Perkuat Cadangan Pangan dengan Teknologi Iradiasi

Menu Atas

Perkuat Cadangan Pangan dengan Teknologi Iradiasi

TRABASNEWS.ID
Selasa | 23:22 WIB Last Updated 2023-10-17T16:22:02Z

 


JAKARTA - Kementerian Pertanian berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional untuk mengembangkan riset dan inovasi bidang pertanian. Salah satunya, penggunaan metode iradiasi pangan untuk pengawetan bahan pangan demi memperkuat cadangan pangan nasional.


Pelaksana Tugas Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi yang juga menjabat Kepala Badan Pangan Nasional mengutarakan, target stok cadangan pangan pemerintah minimal 5 persen dari total kebutuhan nasional bulanan.


Namun, sampai Juni 2023, stok untuk beberapa jenis komoditas, seperti jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, daging ayam, telur ayam, dan ikan, masih di bawah target, bahkan mencapai 0 persen dari kebutuhan nasional.


Salah satu masalahnya karena hasil panen tanaman holtikultura yang tidak bisa tahan lama. Akibatnya, saat hasil panen melimpah, waktu penyimpanannya tidak panjang sehingga harga anjlok. Dengan iradiasi pangan, masalah anjloknya harga cabai, bawang merah, hingga telur bisa teratasi.


”Seperti di China, mereka dari 25 tahun lalu controlled atmosphere storage, sekarang BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) tidak punya. BRIN bisa membuat pesawat, kapal selam, tetapi memperpanjang usia cabai agar tahan tiga bulan saja masak tidak bisa. Ini tantangan buat BRIN,” kata Arief di Auditorium Soemitro Djojohadikoesoemo, Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta, Selasa (17/10/2023).


Iradiasi pangan merupakan metode penyinaran pangan dengan memakai zat radioaktif ataupun akselerator. Penyinaran ini untuk mencegah pembusukan dan kerusakan pangan serta membebaskan produk pangan dari mikroorganisme yang berbahaya. Proses ini juga mampu meningkatkan keamanan pangan.


Selain itu, kurangnya pemahaman warga terkait teknik iradiasi pangan membuat penerimaan pada produk pangan iradiasi rendah. Padahal, produk pangan hasil iradiasi mencegah hama pada sayur dan buah, memperpanjang masa simpan sayur dan buah, serta memperpanjang waktu simpan produk olahan pangan.


”Ini semua penelitiannya akan ada di BRIN. Kemudian hilirisasinya nanti ada di Badan Pangan Nasional dengan melibatkan BUMN (badan usaha milik negara) bidang pangan. Jadi, ekosistem yang dibangun ini akan bagus,” terangnya.


Saat ini, setidaknya teknik iradiasi pangan sudah disetujui di 50 negara di dunia dan telah diterapkan untuk keperluan komersial selama puluhan tahun di Amerika Serikat, Jepang, dan sejumlah negara di Eropa.


Ekosistem pencadangan

Selain iradiasi, Arief menyebutkan, pihaknya akan membangun ekosistem pencadangan pangan nasional selain beras. Menurut dia, seharusnya Indonesia memiliki tempat pencadangan besar yang besar di setiap kota sehingga bisa menjadi cadangan pangan pemerintah daerah.


Sementara itu, untuk sektor perkebunan, tambah Arief, pihaknya berencana memetakan ulang titik-titik wilayah perkebunan untuk tanaman kopi, karet, tebu, dan sawit di Indonesia, termasuk untuk kebutuhan jumlah benih bermutu di setiap wilayah.


”Saya ingin itu semua didigitalisasi. Orang di luar negeri dapat memastikan koordinatnya sampai sudah pasti mana yang akan ditanam tebu, mana yang akan ditanam padi, jagung. Kita minta tolong BRIN untuk membuat peta lokasi,” ujarnya.


Arief juga ingin BRIN mengembangkan produk rekayasa genetika (GMO). Hal itu bertujuan untuk produksi bisa lebih besar per hektar, seperti produksi kedelai yang diharapkan bisa mencapai di atas 4 ton per hektar.


Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menegaskan, BRIN siap memenuhi tantangan itu, terutama terkait pemenuhan varietas unggul benih mulai dari tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, serta peternakan, termasuk pengembangan vaksin dan obat-obatan untuk ternak serta teknologi pangan dan budidaya.


”Karena BRIN menjadi hulu dari produksi pangan yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian, dan kemudian dilanjutkan di hilir dengan distribusi dan logistik yang menjadi tanggung jawab Badan Pangan Nasional,” kata Handoko.

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Perkuat Cadangan Pangan dengan Teknologi Iradiasi

Trending Now

Iklan